Selasa, 21 April 2009

Awas, Produk Daging Olahan Dicampur Babi


www.masgunonline.blogspot.com dari Kalianda www.liputan6.com: Sekilas, memang sulit membedakan antara daging babi dan sapi. Kemiripan keduanya serta tingginya harga daging sapi inilah yang dimanfaatkan empat pedagang daging di Pasar Natar, Lampung Selatan, Lampung. Pada akhir tahun silam, mereka ditangkap lantaran kepergok menipu pembeli. Mereka menjual daging babi, tapi diakui sebagai daging sapi.

Kejahatan mereka terungkap setelah seorang pembeli curiga harga daging yang dibelinya jauh lebih murah. Hasil uji laboratorium memastikan daging murah itu ternyata daging babi. Banyak warga pun menjadi resah dan takut mengonsumsi daging sapi.

Belum reda kasus penipuan berkedok daging babi, kasus serupa juga terjadi di wilayah Jawa Barat. Namun dengan modus yang lebih baru. Sejumlah pihak tidak bertanggung jawab menggunakan bahan baku daging babi hutan atau celeng untuk membuat produk olahan seperti dendeng dan abon yang disebutkan sebagai daging sapi. Ini pernah terjadi di Bandung dan sekitarnya, beberapa waktu silam.

Atas dasar itulah, tim gabungan Balai Pengawasan Obat dan Makanan serta Dinas Koperasi dan Perdagangan Cimahi, Jawa Barat, merazia terhadap produk olahan berkedok daging sapi tersebut. Tak hanya pasar tradisional, pasar swalayan modern juga tak luput dari razia. Namun dalam razia itu petugas hanya menemukan abon serta dendeng yang tidak memiliki tanggal kedaluwarsa.

Kendati demikian, petugas gabungan akan terus memeriksa serta menggelar razia rutin. Langkah ini bertujuan mencegah semakin maraknya peredaran produk daging olahan berbahan baku daging celeng, khususnya di wilayah Cimahi.

Peredaran dendeng dan abon berbahan baku daging babi yang diharamkan bagi umat muslim ini diduga juga sudah beredar di wilayah Bogor, Jawa Barat, dan sekitarnya. Razia yang digelar dinas terkait menemukan sejumlah merek dendeng berbahan daging celeng.

Usai penemuan di Bogor, kemarin, tim gabungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan serta Dinas Peternakan, Kabupaten Sukabumi, Jabar, menggelar razia di sejumlah pasar di Cicurug. Kawasan yang memang berbatasan langsung dengan wilayah Bogor. Hal ini sebagai antisipasi mencegah masuknya dendeng dan abon berbahan daging celeng ke Sukabumi.

Dalam razia di pasar swalayan maupun pasar tradisional, petugas menyita sejumlah dendeng dan abon berbagai jenis yang diduga mengandung daging celeng. Namun petugas akan melakukan penelitian laboratorium guna memperkuat dugaan itu.

Menindaklanjuti sejumlah temuan peredaran daging celeng berkedok daging sapi olahan ini, Badan Pengawasan Obat dan Makanan langsung melakukan langkah antisipasi. Benar saja, lima dari 35 merek dendeng dan abon sapi yang diteliti BPOM positif mengandung daging babi. Ironisnya, dendeng dan abon tersebut merupakan produk olahan industri rumah tangga yang sudah marak beredar di pasaran.

Meski sulit dibedakan secara kasat mata, ketelitian sangat diperlukan buat membedakan daging sapi dan celeng. Secara fisik, dibanding daging sapi atau kerbau, daging babi berwarna lebih pucat. Seratnya pun lebih halus dan aromanya lebih anyir.

Belajar dari sejumlah kasus itu, masyarakat tentunya kini harus lebih waspada. Teliti dan kenali jenis daging olahan seperti dendeng ataupun abon yang akan dibeli. Pastikan daging terjamin higienis. Dan, jangan tergiur dengan harga yang lebih murah. Jangan sampai niat membeli daging sebagai bagian dari menu sehat sehari-hari justru merugikan.(ANS/Tim Buser SCTV)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar