Mas Gun Online peroleh ilmu ini dari Hidayatullah.com dikatakan bahwa: Terapi yang diberikan secara dini dapat mencegah terjadinya komplikasi penyakit lebih lanjut seperti psoriatric eritroderma atau psoriasis pustulosa generalisata. Pernyataan ini disampaikan Guru Besar Departemen Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Benny Effendi Wiryadi di Jakarta, belum lama ini.
Psoriatic eritroderma yang ditandai seluruh kulit tubuh memerah dan psoriasis pustulosa generalisata, yakni psoriasis dengan gelembung-gelembung kecil berisi nanah, dapat membahayakan jiwa penderita.
"Terapi yang diberikan ditujukan untuk mengurangi keparahan seperti derajat kemerahan, tebal dan sisik serta luas kelainan kulit," ujarnya.
Prof.Benny menjelaskan pula bahwa dalam hal ini pemilihan metode pengobatan harus memperhatikan derajat keparahan penyakit, lokasi penyakit, tipe penyakit, usia, jenis kelamin serta riwayat kesehatan penderita.
Pengobatan psoriasis bermacam-macam, mulai dari pengobatan luar (topikal), fototerapi hingga pengobatan sistemik.
Pengobatan luar dapat dilakukan terhadap penderita psoriasis ringan dengan luas kelainan kulit kurang dari lima persen sedang fototerapi biasanya dilakukan untuk mengobati psoriasis yang tidak berhasil diobati dengan pengobatan luar.
Sedang pengobatan sistemik biasanya ditujukan untuk psoriosis sedang hingga berat.
Lebih lanjut dijelaskannya, psoriasis merupakan peradangan kronis pada kulit kronis dimana penderitanya mengalami proses pergantian kulit terlalu cepat.
Proses pergantian kulit pada manusia normalnya berlangsung selama tiga hingga empat minggu sedang pada penderita psoriasis prosesnya hanya berlangsung sekitar dua hingga empat hari sehingga kulit menebal dan bersisik.
Sampai sekarang penyebab psoriasis belum diketahui secara pasti namun penyakit ini digolongkan sebagai penyakit autoimun yakni penyakit yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh.
Dalam keadaan normal sistem kekebalan tubuh berfungsi melawan zat asing yang masuk ke tubuh sementara pada penderita psoriasis sel-sel kekebalan tubuh (sel-T) secara spesifik teraktifasi dan menghasilkan zat-zat peradangan seperti TNF-alpha.
TNF-alpha ini selanjutnya akan berinteraksi dengan sel-sel kulit sehingga terjadi proliferasi dan diferensiasi secara abnormal pada kulit.
Pemicu terjadinya psoriasis diperkirakan trauma, garukan/gesekan dan tekanan berulang pada kulit, obat tertentu seperti antihipertensi dan antibiotik, stres emosional, infeksi tertentu termasuk streptokokus dan HIV, serta gangguan metabolisme.
Gejala penyakit tidak menular ini ditandai dengan adanya bercak merah serta sisik kasar dan tebal pada kulit yang menyebabkan penderita merasa gatal dan nyeri.
Psoriasis secara langsung tidak membahayakan penderitanya namun berpotensi menurunkan kualitas hidup penderitanya, terutama jika kelainan terjadi pada daerah tertentu seperti wajah, kepala dan kelamin.
Namun demikian hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa penderita psoriosis memiliki kemungkinan menderita penyakit berbahaya lain seperti kardiovaskular, hipertensi, diabetes, kanker,dan depresi.
Data tentang kejadian penyakit ini di Indonesia belum ada namun menurut penelitian Prof.Benny di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta selama tahun 2000-2004 insiden psoriasis sekitar 0,32 persen dimana 28 persen diantaranya psoriasis berat, 14 persen psoriasis sedang dan 58 persen psoriasis ringan. [mi/www.hidayatullah.com]. www.masgunonline.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar